Otitis media : peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum
mastoid dan sel-sel mastoid
Patogenesis :
Perubahan tekanan udara tiba-tiba, Alergi, Infeksi, Sumbatan (Sekret, tampon, tumor)-- menyebabkan Gangguan tuba -- Tekanan negative telinga tengah -- EFUSI -- bisa Sembuh/normal atau infeksi -- OME /OMA -- Sembuh/OME/OMSK
Klasifikasi :
1. OTITIS MEDIA SUPURATIF
Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
Otitis Media Supuratif Kronis(OMSK)
2. OTITIS MEDIA NON SUPURATIF
Otitis Media Serosa Akut (barotrauma)
Otitis Media Serosa Kronis (glue ear)
OMA
Etiologi: Streptococcus hemoliticus, S aureus, Pneumococcus¸Hemofilus influenza, E coli, Pseudomonas aerugenosa
Perjalanan penyakitStadium Oklusi
Patologi : tekanan berkurang, Efusi (+)
Gejala/tanda : Membrane timpani normal/keruhTerapi : Dekongestan, HCl efedrin 0,5%
Stadium Hiperemi
Patologi : Pembuluh darah melebar, Sekret eksudat/serosa,
Gejala/tanda: Membrane timpani hiperemi, edema
Terapi : Dekongestan, HCl efedrin 0,5%, antibiotic (ampisilin, eritromisin), analgetik
Stadium Supurasi
Patologi : Sel epitel superfisial hancur, eksudat purulen,
Gejala/tanda : Membrane timpani boomban (BULGING), demam, nyeri telinga sangat hebat, nadi meningkat
Terapi : antibiotic, analgetik, miringotomi
Stadium Perforasi
Patologi : Membrane timpani rupture
Gejala/tanda : Nanah keluar. Tidak gelisah lagi, demam berkurang
Terapi : Cuci telinga H2O2 3%, antibiotic
Stadium Resolusi
Patologi : Membrane timpani perlahan kembali normal
Gejala/tanda : Sekret berkurang -- kering. Gejala (-)
Terapi : Antibiotik
OMSK
- peradangan kronis telinga tengah dan mastoid berlangsung lebih dari 2 bulan
- membran timpani perforasi
- sekret purulen hilang timbul (encer atau kental, bening atau berupa nanah)
Etiologi
1. Lingkungan
2. Genetik
3. Otitis media sebelumnya.
4. Infeksi
5. Autoimun
6. Alergi
7. Gangguan fungsi tuba eustachius.
Faktor penyebab perforasi membran timpani menetap:
- Infeksi menetap pada telinga tengah mastoid -- produksi sekret berlanjut.
- obstruksi tuba eustachius berlanjut -- mengurangi penutupan spontan.
- penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel -- kolesteatom.
Klasifikasi
Jenis Gejala/Tanda Terapi
Benigna
- tipe tenang : perforasi total yang kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat, tuli konduktif ringan.Gejala lain yang dijumpai seperti :
vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga.
Terapi : tidak perlu pengobatan, jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga waktu mandi, dilarang berenang, segera berobat bila menderita ISNA.
Bila mungkin = operasi
rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti)
- tipe aktif : terdapat sekret pada telinga (bervariasi dari mukoid sampai mukopurulen), tuli konduktif/campuran, otalgia, vertigo
Terapi : Membersihkan liang telinga dan kavum timpani. Pemberian antibiotika (topical + sistemik)
Maligna Perforasi marginal atau atik, sekret berupa mukus berkurang, tuli konduktif berat/campuran. otalgia, vertigo + kolesteatom (kantong retraksi bertumpuknya keratin)
- Abses atau fistel retroaurikular
- Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani -- bisa keluar darah.
- Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)
Foto rontgen mastoid : gambaran kolesteatom.
Terapi : Operasi1.Mastoidektomi sederhana ( simple mastoidectomy)
2.Mastoidektomi radikal
3.Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
4.Miringoplasti
5.Timpanoplasti
6.Pendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach tympanoplasty)
Komplikasi
A. Komplikasi ditelinga tengah :1. Perforasi persisten
2. Erosi tulang pendengaran
3. Paralisis nervus fasial
B. Komplikasi telinga dalam
1. Fistel labirin
2. Labirinitis supuratif3. Tuli saraf ( sensorineural)
C. Komplikasi ekstradural
1. Abses ekstradural2. Trombosis sinus lateralis
3. Petrositis
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat
1. Meningitis2. Abses otak
3. Hindrosefalus otitis
OME
Etiologi
bakteri, imunologis, alergi, virus, disfungsi tuba eustachi, obstruksi nasofaring, dll
Faktor predisposisi
- terganggunya fungsi tuba eustachius
- Adenoid hipertropi
- Adenoitis- Sumbing palatum (cleft palate)
- Tumor di nasofaring
- Barotrauma
- Sinusitis- Rhinitis
- Defisiensi imunologik atau metabolic
Patogenesis
gangguan fungsi tuba -- perbedaan tekanan hidrostatik -- transudat/ plasma keluar dari
pembuluh darah -- Serosa
Gejala klinis
- pendengaran berkurang
- rasa penuh pada telinga
- rasa tersumbat pada telinga
- suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda (diplacusis binauralis)- kadang terasa ada cairan yang bergerak dalam telinga saat posisi kepala berubah.
- Rasa sedikit nyeri dalam telinga
- Tinitus atau vertigo ringan
- Otoskopi: membran timpani retraksi, kadang tampak gelembung udara
Terapi
- Pengobatan diarahkan untuk memperbaiki ventilasi normal telinga tengah.
- banyak bisa sembuh sendiri dengan mengobati faktor predisposisi
- Jika OME menetap dan mulai bergejala, maka pengobatan medis mulai diindikasikan:
1. Antihistamin atau dekongestan2. Mukolitik.
3. Antibiotika (karena sering diikuti OMA) dosis profilaksis
4. Kortikosteroid.
- Anak dengan OME persisten bilateral dan yang menderita kehilangan pendengaran selama lebih dari 3 bulan patut dipertimbangkan untuk dilakukan intervensi pembedahan. pilihan yang di anjurkan adalah miringotomi dan pemasangan tabung ventilasi (Grommet)
KOLESTEATOM
kista epitelial berisi deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi tersebut dapat berasal dari kanalis auditoris externus atau membrana timpani. Apabila terbentuk terus menerus dapat menyebabkan terjadinya penumpukan sehingga menyebabkan kolesteatom bertambah besar-- bersifat desktruksif pada kranium yang dapat mengerosi dan menghancurkan struktur penting pada tulang temporal.
Patogenesis
1. Teori Invaginasi
timbul akibat terjadi proses invaginasi dari membrana timpani pars flacida karena adanya tekanan negatif di telinga tengah akibat gangguan tuba.
2. Teori Imigrasi
terbentuk akibat dari masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari pinggir perforasi membrana timpani ke telinga tengah. Migrasi ini berperan penting dalam akumulasi debris keratin dan sel skuamosa dalam retraksi kantong dan perluasan kulit ke dalam telinga tengah melalui perforasi membran timpani.
3. Teori Metaplasi
akibat metaplasi mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang berlangsung lama.
4. Teori Implantasi
akibat adanya implantasi epitel kulit secara iatrogenik ke dalam telinga tengah waktu operasi, setelah blust injury, pemasangan ventilasi tube atau setelah miringotomi.
Kolesteatoma merupakan media yang baik untuk tumbuhnya kuman, yang paling sering adalah Pseudomonas aerogenusa. Pembesaran kolesteatom menjadi lebih cepat apabila sudah disertai infeksi, kolesteatom ini akan menekan dan mendesak organ di sekitarnya serta menimbulkan nekrosis terhadap tulang.
Erosi tulang melalui dua mekanisme.
1. desakan atau tekanan yang mengakibatkan remodeling tulang atau nekrosis tulang.
2. aktivitas enzimatik tepi kolesteatom yang bersifat osteoklastik yang menyebabkan resorpsi tulang.
Klasifikasi
a.Kolesteatom Kongenital
membrana timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi. ditemukan pada daerah petrosus mastoid, cerebellopontin angle, anterior mesotimpanum atau pada daerah tepi tuba austachii, dan seringkali teridentifikasi pada usia 6 bulan hingga 5 tahun.
b. Kolesteatoma Akuisital
1. Primer
terbentuk tanpa didahului oleh perforasi membrane timpani, akan tetapi telah terjadi retraksi membran timpani.
2. Kolestetoma Akuisital Sekunder
terbentuk setelah perforasi membran timpani. Terbentuk akibat dari masuknya epitel kulit dari liang telinga /dari pinggir perforasi membrana timpani
Gejala Klinis
· Perforasi sentral (lubang terdapat di tengah-tengah gendang telinga) keluar nanah berbau busuk dari telinga tanpa disertai rasa nyeri. Bila terus menerus kambuh, akan terbentuk pertumbuhan menonjol (polip), yang berasal dari telinga tengah dan melalui lubang pada gendang telinga akan menonjol ke dalam saluran telinga luar.
· Pendengaran berkurang
· Perasaan penuh
· Pusing
Perasaan pusing atau kelemahan otot dapat terjadi di salah 1 sisi wajah atau sisi telinga yang terinfeksi.
Penatalaksanaan
a. Terapi Medikamentosa
b. Terapi pembedahan
Prosedur pembedahan meliputi:
· Canal Wall Down Procedure (CWD)
· Canal Wall Up Procedure (CWU)
· Trancanal Anterior Atticotomi
· Bondy Modified Radical Procedure
Komplikasi
- Tuli Konduksi
- Tuli sensorineural
- Kehilangan pendengaran total
- Paralisis fasialis
- Fistula labyrinthin
- abses periosteal, trombosis sinus lateral dan abses intrakranial
- Komplikasi ke SSP : Meningitis, Abses otak, hidrosefalus otitis
No comments:
Post a Comment